K a t a p e n g a n t a r
Mengawali tulisan ini, saya akan mencoba untuk berbagi sedikit ide dan pengalaman dalam menghadapi hama, khususnya yang menyerang padi varietas ketan.
Sebelum itu saya ucapkan “salam sejahtera” semoga kesuksesan selalu mendampingi kita semua.
Perlu saya ingatkan kembali, seperti tutorial lainnya di dunia internet, ada aturan yang berlaku yaitu: “Do It With Your Own Risk” karena saya hanya membagikan pengalaman saja sementara kondisi lapangan hanya para pembaca yang tahu dengan jelas.
Be a wise man brother…………!!
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Terima kasih
Penulis
R i n g k a s a n
Padi ketan varietas derti adalah padi lokal dengan umur 90 sampai 110 HST, produktivitas rata-ratanya 8-11 kg per 14 m2. Variats ketan derti ini sangat rawan terserang hama baik itu wereng ataupun hama lainnya.
Pengendalian hama dengan menggunakan insektida konvensional menghabiskan biaya tinggi, sehingga di perlukan alternatif lain yang efektif dan murah. Pemanfaatan agen hayati jamur bauvaria bassiana ternyata bisa menjawab tantangan tersebut.
Penelitian dilakukan pada lahan sawah irigasi teknis, varietas padi ketan derti, musim tanam gadu bulan april 2013 sampai september 2013. Pembandingnya adalah sawah yang terletak satu hamparan dengan lahan percobaan.
Hasil percobaan menunjukan jamur bauvaria bassiana bisa dipakai untuk perawatan padi varietas ketan derti dengan biaya lebih murah Rp 174.000,-/ha dibandingkan dengan pemakaian insektisida konvensional.
Kata kunci: agen hayati, insektisida konvensional, Jamur bauvaria bassiana, ketan derti.
P e n d a h u l u a n
Padi ketan varietas derti adalah padi lokal dengan umur 90 sampai 110 HST, produktivitas rata-ratanya 7-10 kg per 14 m2. Padi jenis ketan menghasilkan beras ketan. Dimana beras ketan merupakan beras yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berperan penting dalam aspek sosial ekonomi masyarakat sehingga bisa menambah penghasilan masyarakat dan menyerap banyak tenaga kerja. Produk yang di hasilkan dari beras ketan adalah tepung ketan, rangginang, opak, dodol dan kue lainnya.
Belakangan ini selisih harga padi ketan dengan padi makan relatif sama. Biasanya harga padi ketan sampai dua kali lipat harga padi makan. Sementara itu biaya produksi padi ketan lebih mahal dari biaya produksi padi makan, hal ini menyebabkan keuntungan yang diperoleh petani padi ketan sedikit.
Harga gabah ketan lebih dominan ditentukan oleh suply and demand. Sehingga salah satu cara untuk meningkatkan keuntungan petani ketan adalah diperlukannya effisiensi dan penghematan biaya produksi.
Dari hasil perhitungan total biaya produksi padi ketan, 9%-13% dihabiskan untuk pembelian insektisida, 49%-51% dihabiskan untuk tenaga kerja. Pengendalian hama menggunakan insektida konvensional menghabiskan biaya tinggi, sehingga di perlukan alternatif lain yang efektif dan murah. Pemanfaatan agen hayati jamur bauvaria bassiana diharapkan bisa mengendalikan hama dengan murah dan efektif.
Agen hayati jamur bauvaria bassiana yang di aplikasikan terhadap tanaman padi ketan varietas derti relatif baru. Informasi tentang effektifitas kerja jamur bauvaria bassiana terhadap hama yang menyerang padi sangat sedikit sehingga diperlukan konsistensi dan keberanian mengambil resiko untuk mengaplikasikannya.
Untuk menghindari kerugian usaha tani, penulis selalu melakukan penyemprotan baik pada lahan percobaan ataupun pada pembanding walaupun intensitas serangan dan quantitas hama masih di bawah ambang bahaya.
Tujuan akhir dari percobaan ini adalah pembuktian bahwa jamur bauvaria bassiana bisa dimanfaatkan untuk perawatan padi ketan varietas derti dengan murah dan effektif, sehingga jumlah atau quantitas hama per rumpun hasil pengamatan tidak di sertakan.
.
B a h a n d a n m e t o d e
Penelitian dilakukan pada lahan sawah irigasi teknis, varietas padi ketan derti, musim tanam gadu bulan april 2013 sampai september 2013. Pembandingnya adalah sawah yang terletak dalam satu hamparan dengan lahan percobaan dan diberi nama lahan pembanding.
Pada lahan percobaan dan pembanding dilakukan pengamatan tiap 10 hari sekali. Apabila ditemukan hama, segera diberi perlakuan yaitu: penyemprotan jamur bauvaria bassiana pada lahan percobaan dan penyemprotan insektisida konvensional pada lahan pembanding.
Persiapan lahan
Untuk lahan percobaan dan lahan pembanding dibajak dan di garu menggunakan traktor seperti biasa, kemudian tanahnya di ratakan agar keseluruhan tanaman mendapat pengairan yang merata.
Penanaman benih dilakukan dengan cara di cabut dan pindah (TAPIN), sitem kotak (digaris pakai caplak) ukuran 35 cm x 35 cm, tiap titik ditanami satu sampai dua rumpun. Penyulaman dilakukan 2 kali, yaitu pada umur 7 HST dan 14 HST. Pemupukan dilakukan 2 kali pada umur 16 HST dan pada umur 60 HST dengan dosis total 600 kg/Ha. Pupuk yang digunakan tipe pupuk majemuk, NPK Phonska dengan kadar N=15%, P=15%, K=15%.
Persiapan jamur bauvaria bassiana
Jamur bauvaria bassiana yang di gunakan berupa pil (tablet), jumlah tablet yang digunakan sesuai dengan yang di butuhkan, kemudian tablet ini di encerkan menggunakan air dengan rasio 250 ml air untuk satu tablet. Penyemprotan dilakukan setelah keseluruhan tablet larut, memerlukan waktu sekitar 4-6 jam.
Persiapan alat dan aplikasi
Penyemprotan dilakukan dengan tanki sprayer manual kapasitas 14 liter. Sebelum melakukan penyemprotan tanki sprayer dicuci menggunakan sabun, agar tanki bersih dari pestisida.
Penyemprotan jamur bauvaria bassiana dilakukan setelah hasil pengamatan menunjukan ada hama yang menyerang tanaman padi.
Waktu dan metode pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap 10 hari, dengan cara melihat bagian-bagian tanaman yang di sukai oleh hama, yaitu bagian bawah (wereng dan lembing batu), di bawah pelepah (telur kupu-kupu), bagian atas (ulat, walang sangit).
Pada lahan percobaan ada 3 titik pengamatan ditandai dengan bambu diberi tali rapia warna merah, untuk lahan pembanding ada 12 titik pengamatan ditandai dengan bambu diberi rapia warna biru.
Pengamatan dilakukan pada sore hari sekitar jam 17.00 wib, dengan tujuan pada waktu tersebut kondisi sudah tidak panas dan hama berada pada tempat yang disukainya.
D a t a
Data awal
Biaya tenaga kerja: Rp 50.000 per hari
Kemampuan Rata-rata Tenaga kerja dalam penyemprotan: 22 tanki sprayer/hari
Kapasitas tanki sprayer: 14 liter
Harga BPMC Rp 30.000/500 ml
Harga Buprofezin 400 F, Rp 120.000/250 ml
Harga Dimehipo Rp 90.000/1000 ml
Sipermethrin Rp 80.000/500 ml
Harga Herbisida (setara dengan 2,4 D) Rp 30.000/500 ml
Harga Jamur Bauvaria Bassiana Rp 20.000/tablet
Lahan Percobaan |
Lahan Pembanding |
|
Luas Lahan |
2100 m2 |
8400 m2 |
Varietas |
Ketan Derti |
Ketan Derti |
Penentuan Waktu Penyemprotan |
Hasil Pengamatan |
Hasil Pengamatan |
Penentuan Jenis Obat |
Jamur Bauvaria Bassiana |
Berdasarkan Jenis Hama |
Data hasil pengamatan Pada Lahan Percobaan
UMUR HST |
HASIL PENGAMATAN |
TINDAKAN/PERLAKUAN |
KETERANGAN |
0-10 |
Tidak ada hama dan penyakit |
Penyemprotan gulma saja |
pencegahan |
11-20 |
Tidak ada hama dan penyakit |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
pencegahan |
21-40 |
Ada penyakit sundep, di bawah ambang bahaya. |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
pencegahan |
41-55 |
Ada penyakit sundep, lembing batu, wereng. Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
pencegahan |
56-70 |
Ada wereng coklat dan wereng hijau Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
pencegahan |
71-80 |
Ada wereng coklat dan wereng hijau Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
pencegahan |
81-100 |
Ada wereng coklat, wereng hijau dan walang sangit Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
pencegahan |
Data hasil pengamatan Pada Lahan Pembanding
UMUR HST |
HASIL PENGAMATAN |
TINDAKAN/PERLAKUAN |
KETERANGAN |
0-10 |
Tidak ada hama |
Penyemprotan gulma saja |
pencegahan |
11-20 |
Tidak ada hama dan penyakit |
– |
– |
21-30 |
Ada penyakit sundep, Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya. |
Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo |
pencegahan |
31-40 |
Ada penyakit sundep. Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya. |
Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo |
pencegahan |
41-50 |
Ada wereng coklat dan wereng hijau serta sundep Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta dimehipo |
pencegahan |
51-60 |
Ada wereng coklat dan wereng hijau, lembing batu Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin |
pencegahan |
61-70 |
Ada wereng coklat dan wereng hijau, lembing batu Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin |
pencegahan |
71-80 |
Ada wereng coklat dan wereng hijau Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin |
pencegahan |
81-90 |
Ada wereng coklat dan wereng hijau Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin |
pencegahan |
91-100 |
Ada wereng coklat, wereng hijau dan walang sangit Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin |
pencegahan |
P e r h i t u n g a n
Perhitungan biaya Pada Lahan percobaan
UMUR HST |
TINDAKAN/PERLAKUAN |
Luas lahan 2100 m2 |
Hasil konversi ke luas 1 hektar |
Biaya untuk 1 hektar |
0-10 |
Penyemprotan gulma saja |
Menghabiskan 4 tanki sprayer, 0 tablet jamur bauvaria bassiana |
Tanki sprayer=19 tanki Jamur bauvaria bassiana=0 buah |
TK= Rp 50.000
JAMUR BAUVARIA BASSIANA= 0 |
11-20 |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana |
Tanki sprayer=19 tanki Jamur bauvaria bassiana=19 buah |
TK= Rp 50.000
JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000 |
21-40 |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana |
Tanki sprayer=19 tanki Jamur bauvaria bassiana=19 buah |
TK= Rp 50.000
JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000 |
41-55 |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana |
Tanki sprayer=19 tanki Jamur bauvaria bassiana=19 buah |
TK= Rp 50.000
JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000 |
56-70 |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana |
Tanki sprayer=19 tanki Jamur bauvaria bassiana=19 buah |
TK= Rp 50.000
JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000 |
71-80 |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana |
Tanki sprayer=19 tanki Jamur bauvaria bassiana=19 buah |
TK= Rp 50.000
JAMUR BAUVARIA BASSIANA = Rp 380.000 |
80-100 |
Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana |
Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana |
Tanki sprayer=19 tanki Jamur bauvaria bassiana=19 buah |
TK= Rp 50.000
JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000 |
Total |
Rp 2.630.000 |
Perhitungan biaya Pada Lahan Pembanding
UMUR HST |
TINDAKAN/PERLAKUAN |
Luas lahan 8400 m2 |
Hasil konversi ke luas 1 hektar |
Biaya untuk 1 hektar |
0-10 |
Penyemprotan gulma menggunakan herbisida ber zat aktif setara dengan 2,4 D |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, Herbisida= 1200 ml |
Tanki sprayer=19 tanki Herbisida=1400 ml |
TK= Rp 50.000
herbisida= Rp 380.000 |
11-20 |
– |
– |
– |
– |
21-30 |
Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, Dimehipo = 1200 ml |
Tanki sprayer=19 tanki Dimehipo=1400 ml |
TK= Rp 50.000
Dimehipo= Rp 126.000 |
31-40 |
Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, Dimehipo = 1200 ml |
Tanki sprayer=19 tanki Dimehipo=1400 ml |
TK= Rp 50.000
Dimehipo= Rp 126.000 |
41-50 |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta dimehipo |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, Dimehipo = 1200 ml BPMC=600 ml Buprofezin = 300 ml |
Tanki sprayer=19 tanki Dimehipo=1400 ml BPMC=700 ml Buprofezin=350 ml |
TK= Rp 50.000
Dimehipo= Rp 126.000 BPMC=Rp 42.000 Buprofezin=Rp 168.000 |
51-60 |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, BPMC=600 ml Buprofezin = 300 ml sipermetrin =600 ml |
Tanki sprayer=19 tanki BPMC=700 ml Buprofezin = 350 ml sipermetrin =700 ml |
TK= Rp 50.000
BPMC=rp 42.000 Buprofezin=Rp 168.000 sipermetrin = Rp 112.000 |
61-70 |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, BPMC=600 ml Buprofezin = 300 ml sipermetrin =600 m |
Tanki sprayer=19 tanki BPMC=700 ml Buprofezin = 350 ml sipermetrin =700 ml |
TK= Rp 50.000
BPMC=rp 42.000 Buprofezin=Rp 168.000 sipermetrin = Rp 112.000 |
71-80 |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, BPMC=600 ml Buprofezin = 300 ml |
Tanki sprayer=19 tanki BPMC=700 ml Buprofezin = 350 ml |
TK= Rp 50.000
BPMC=rp 42.000 Buprofezin=Rp 168.000 |
81-90 |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, BPMC=600 ml Buprofezin = 300 ml |
Tanki sprayer=19 tanki BPMC=700 ml Buprofezin = 350 ml |
TK= Rp 50.000
BPMC=Rp 42.000 Buprofezin=Rp 168.000 |
91-100 |
Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin |
Menghabiskan 16 tanki sprayer, BPMC=600 ml Buprofezin = 300 ml sipermetrin =600 ml |
Tanki sprayer=19 tanki BPMC=700 ml Buprofezin = 350 ml sipermetrin 700 ml |
TK= Rp 50.000
BPMC=rp 42.000 Buprofezin=Rp 168.000 sipermetrin = Rp 112.000 |
Total |
Rp 2.804.000 |
Kesimpulan
Intensitas penyemprotan pada lahan percobaan sebanyak 7 kali tiap penyemprotan menghabiskan 4 tanki sprayer, total 28 tanki sprayer, 28 tablet jamur bauvaria bassiana atau kalau di konversi ke satu hektar menjadi 7 kali penyemprotan tiap penyemprotan 19 tanki, total 133 tanki sprayer, 133 tablet jamur bauvaria bassiana dan 7 HOK. Total biaya Rp 2.630.000,-
Intensitas penyemprotan pada lahan pembanding sebanyak 9 kali tiap penyemprotan menghabiskan 16 tanki sprayer, total 144 tanki sprayer, Herbisida 1200 ml, dimehipo 3600 ml, BPMC 3600 ml, Buprofezin 1800 ml, sipermetrin 1800 ml atau kalau di konversi ke satu hektar menjadi total 171 tanki sprayer, Herbisida 1400 ml, dimehipo 4200 ml, BPMC 4200 ml, Buprofezin 2100 ml, sipermetrin 2100 ml, dan 9 HOK. Total biaya Rp 2.804.000,-
Hasil perhitungan pada lahan percobaan menghabiskan biaya lebih sedikit dibandingakan dengan lahan pembanding, selisihnya sebesar Rp 174.000/ha atau lebih hemat 6,2 % dari biaya konvensional.
Daftar pustaka
- Baehaki, Prof. Dr. Ir. SE “Jurnal Perkembangan Wereng Coklat Biotipe 4”
- Siregar, Ameilia Zuliyanti, S.Si, M.Sc, “Hama-hama Tanaman Padi”. Staf pengajar Departemen HPT FP USU Repository, 2007
- Sianipar, Martua Suhunan, “Potensi Formulasi Jamur Beauveria bassiana Balls. (Vuill.) Terhadap Intensitas Serangan Conopomorpha cramerella Snell. (Lepidoptera; Gracillaridae) diperkebunan Kakao (Theobroma cacao Linn.)” Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, 2008
- Supriadi, “Analisis Risiko Agen Hayati Untuk Pengendalian Patogen Pada Tanaman”, Jurnal Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Obat Dan Aromatik, 2006
- Perhitungan persentase biaya produksi menggunakan software Sipadi v3.0 produksi Puslitbang Tanaman Pangan