PERBANDINGAN BIAYA ANTARA PEMAKAIAN AGEN HAYATI JAMUR BAUVARIA BASSIANA DENGAN INSEKTISIDA KONVENSIONAL DALAM PERAWATAN PADI KETAN VARIETAS DERTI PADA MUSIM TANAM GADU BULAN APRIL 2013 SAMPAI SEPTEMBER 2013 DI LAHAN PERTANIAN IRIGASI TEKNIS

K a t a   p e n g a n t a r

Mengawali tulisan ini, saya akan mencoba untuk berbagi sedikit ide dan pengalaman dalam menghadapi hama, khususnya yang menyerang padi varietas ketan.

Sebelum itu saya ucapkan “salam sejahtera” semoga kesuksesan selalu mendampingi kita semua.

Perlu saya ingatkan kembali, seperti tutorial lainnya  di dunia internet, ada aturan yang berlaku yaitu: “Do It With Your Own Risk” karena saya hanya membagikan pengalaman saja sementara kondisi lapangan hanya para pembaca yang tahu dengan jelas.

Be a wise man brother…………!!

Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan.

Terima kasih

Penulis

R i n g k a s a n

Padi ketan varietas derti adalah padi lokal dengan umur 90 sampai 110 HST, produktivitas rata-ratanya 8-11 kg per 14 m2. Variats ketan derti ini sangat rawan terserang hama baik itu wereng ataupun hama lainnya.

Pengendalian hama dengan menggunakan insektida konvensional menghabiskan biaya tinggi, sehingga di perlukan alternatif lain yang efektif dan murah. Pemanfaatan agen hayati jamur bauvaria bassiana ternyata bisa menjawab tantangan tersebut.

Penelitian dilakukan pada lahan sawah irigasi teknis, varietas padi ketan derti, musim tanam gadu bulan april 2013 sampai september 2013. Pembandingnya adalah sawah yang terletak satu hamparan dengan lahan percobaan.

Hasil percobaan menunjukan jamur bauvaria bassiana bisa dipakai untuk perawatan padi varietas ketan derti dengan biaya lebih murah Rp 174.000,-/ha dibandingkan dengan pemakaian insektisida konvensional.

Kata kunci: agen hayati, insektisida konvensional, Jamur bauvaria bassiana, ketan derti.

P e n d a h u l u a n

Padi ketan varietas derti adalah padi lokal dengan umur 90 sampai 110 HST, produktivitas rata-ratanya 7-10 kg per 14 m2. Padi jenis ketan menghasilkan beras ketan. Dimana beras ketan merupakan beras yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berperan penting dalam aspek sosial ekonomi masyarakat sehingga bisa menambah penghasilan masyarakat dan menyerap banyak tenaga kerja. Produk yang di hasilkan dari beras ketan adalah tepung ketan, rangginang, opak, dodol dan kue lainnya.

Belakangan ini selisih harga padi ketan dengan padi makan relatif sama. Biasanya harga padi ketan sampai dua kali lipat harga padi makan. Sementara itu biaya produksi padi ketan lebih mahal dari biaya produksi padi makan, hal ini menyebabkan keuntungan yang diperoleh petani padi ketan sedikit.

Harga gabah ketan lebih dominan ditentukan oleh suply and demand. Sehingga salah satu cara untuk meningkatkan keuntungan petani ketan adalah diperlukannya effisiensi dan penghematan biaya produksi.

Dari hasil perhitungan total biaya produksi padi ketan, 9%-13% dihabiskan untuk pembelian insektisida, 49%-51% dihabiskan untuk tenaga kerja. Pengendalian hama menggunakan insektida konvensional menghabiskan biaya tinggi, sehingga di perlukan alternatif lain yang efektif dan murah. Pemanfaatan agen hayati jamur bauvaria bassiana diharapkan bisa mengendalikan hama dengan murah dan efektif.

Agen hayati jamur bauvaria bassiana yang di aplikasikan terhadap tanaman padi ketan varietas derti relatif baru. Informasi tentang effektifitas kerja jamur bauvaria bassiana terhadap hama yang menyerang padi sangat sedikit sehingga diperlukan konsistensi dan keberanian mengambil resiko untuk mengaplikasikannya.

Untuk menghindari kerugian usaha tani, penulis selalu melakukan penyemprotan baik pada lahan percobaan ataupun pada pembanding walaupun intensitas serangan dan quantitas hama masih di bawah ambang bahaya.

Tujuan akhir dari percobaan ini adalah pembuktian bahwa jamur bauvaria bassiana bisa dimanfaatkan untuk perawatan padi ketan varietas derti dengan murah dan effektif, sehingga jumlah atau quantitas hama per rumpun hasil pengamatan tidak di sertakan.

.

B a h a n   d a n   m e t o d e

Penelitian dilakukan pada lahan sawah irigasi teknis, varietas padi ketan derti, musim tanam gadu bulan april 2013 sampai september 2013. Pembandingnya adalah sawah yang terletak dalam satu hamparan dengan lahan percobaan dan diberi nama lahan pembanding.

Pada lahan percobaan dan pembanding dilakukan pengamatan tiap 10 hari sekali. Apabila ditemukan hama, segera diberi perlakuan yaitu: penyemprotan jamur bauvaria bassiana pada lahan percobaan dan penyemprotan insektisida konvensional pada lahan pembanding.

Persiapan lahan

Untuk lahan percobaan dan lahan pembanding dibajak dan di garu menggunakan traktor seperti biasa, kemudian tanahnya di ratakan agar keseluruhan tanaman mendapat pengairan yang merata.

Penanaman benih dilakukan dengan cara di cabut dan pindah (TAPIN), sitem kotak (digaris pakai caplak) ukuran 35 cm x 35 cm, tiap titik ditanami satu sampai dua rumpun. Penyulaman dilakukan 2 kali, yaitu pada umur 7 HST dan 14 HST. Pemupukan dilakukan 2 kali pada umur 16 HST dan pada umur 60 HST dengan dosis total 600 kg/Ha. Pupuk yang digunakan tipe pupuk majemuk, NPK Phonska dengan kadar N=15%, P=15%, K=15%.

Persiapan jamur bauvaria bassiana

Jamur bauvaria bassiana yang di gunakan berupa pil (tablet), jumlah tablet yang digunakan sesuai dengan yang di butuhkan, kemudian tablet ini di encerkan menggunakan air dengan rasio 250 ml air untuk satu tablet. Penyemprotan dilakukan setelah keseluruhan tablet larut, memerlukan waktu sekitar 4-6 jam.

 Persiapan alat dan aplikasi

Penyemprotan dilakukan dengan tanki sprayer manual kapasitas 14 liter. Sebelum melakukan penyemprotan tanki sprayer dicuci menggunakan sabun, agar tanki bersih dari pestisida.

Penyemprotan jamur bauvaria bassiana dilakukan setelah hasil pengamatan menunjukan ada hama yang menyerang tanaman padi.

Waktu dan metode pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap 10 hari, dengan cara melihat bagian-bagian tanaman yang di sukai oleh hama, yaitu bagian bawah (wereng dan lembing batu), di bawah pelepah (telur kupu-kupu), bagian atas (ulat, walang sangit).

Pada lahan percobaan ada 3 titik pengamatan ditandai dengan bambu diberi tali rapia warna merah, untuk lahan pembanding ada 12 titik pengamatan ditandai dengan bambu diberi rapia warna biru.

Pengamatan dilakukan pada sore hari sekitar jam 17.00 wib, dengan tujuan pada waktu tersebut kondisi sudah tidak panas dan hama berada pada tempat yang disukainya.

D a t a  

Data awal

Biaya tenaga kerja:  Rp 50.000 per hari

Kemampuan Rata-rata Tenaga kerja dalam penyemprotan: 22 tanki sprayer/hari

Kapasitas tanki sprayer: 14 liter

Harga BPMC Rp 30.000/500 ml

Harga Buprofezin 400 F, Rp 120.000/250 ml

Harga Dimehipo Rp 90.000/1000 ml

Sipermethrin Rp 80.000/500 ml

Harga Herbisida (setara dengan 2,4 D) Rp 30.000/500 ml

Harga Jamur Bauvaria Bassiana Rp 20.000/tablet

 

Lahan Percobaan

Lahan Pembanding

Luas Lahan

2100 m2

8400 m2

Varietas

Ketan Derti

Ketan Derti

Penentuan Waktu Penyemprotan

Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan

Penentuan Jenis Obat

Jamur Bauvaria Bassiana

Berdasarkan Jenis Hama

Data hasil pengamatan Pada Lahan Percobaan

UMUR

HST

HASIL PENGAMATAN

TINDAKAN/PERLAKUAN

KETERANGAN

0-10

Tidak ada hama dan penyakit

Penyemprotan  gulma saja

pencegahan

11-20

Tidak ada hama dan penyakit

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

21-40

Ada penyakit sundep, di bawah ambang bahaya.

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

41-55

Ada penyakit sundep, lembing batu, wereng.

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

56-70

Ada wereng coklat dan wereng hijau

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

71-80

Ada wereng coklat dan wereng hijau

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

81-100

Ada wereng coklat,  wereng hijau dan walang sangit

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

 

Data hasil pengamatan Pada Lahan Pembanding

UMUR

HST

HASIL PENGAMATAN

TINDAKAN/PERLAKUAN

KETERANGAN

0-10

Tidak ada hama

Penyemprotan  gulma saja

pencegahan

11-20

Tidak ada hama dan penyakit

21-30

Ada penyakit sundep, Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya.

Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo

pencegahan

31-40

Ada penyakit sundep.

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya.

Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo

pencegahan

41-50

Ada wereng coklat dan wereng hijau serta sundep

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta dimehipo

pencegahan

51-60

Ada wereng coklat dan wereng hijau, lembing batu

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

pencegahan

61-70

Ada wereng coklat dan wereng hijau, lembing batu

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

pencegahan

71-80

Ada wereng coklat dan wereng hijau

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin

pencegahan

81-90

Ada wereng coklat dan wereng hijau

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin

pencegahan

91-100

Ada wereng coklat,  wereng hijau dan walang sangit

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

pencegahan

 P e r h i t u n g a n

Perhitungan biaya Pada Lahan percobaan

UMUR

HST

TINDAKAN/PERLAKUAN

Luas lahan 2100 m2

Hasil konversi ke luas 1 hektar

Biaya untuk 1 hektar

0-10

Penyemprotan  gulma saja

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 0 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=0 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= 0

11-20

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

21-40

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

41-55

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

56-70

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

71-80

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA = Rp 380.000

80-100

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

Total

Rp 2.630.000

Perhitungan biaya Pada Lahan Pembanding

UMUR

HST

TINDAKAN/PERLAKUAN

Luas lahan 8400 m2

Hasil konversi ke luas 1 hektar

Biaya untuk 1 hektar

0-10

Penyemprotan  gulma  menggunakan herbisida ber zat aktif setara dengan 2,4 D

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

Herbisida= 1200 ml

Tanki sprayer=19 tanki

Herbisida=1400 ml

TK= Rp 50.000

herbisida= Rp 380.000

11-20

21-30

Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

Dimehipo = 1200 ml

Tanki sprayer=19 tanki

Dimehipo=1400 ml

TK= Rp 50.000

Dimehipo= Rp 126.000

31-40

Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

Dimehipo = 1200 ml

Tanki sprayer=19 tanki

Dimehipo=1400 ml

TK= Rp 50.000

Dimehipo= Rp 126.000

41-50

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta dimehipo

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

Dimehipo = 1200 ml

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

Tanki sprayer=19 tanki

Dimehipo=1400 ml

BPMC=700 ml

Buprofezin=350 ml

TK= Rp 50.000

Dimehipo= Rp 126.000

BPMC=Rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

51-60

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

sipermetrin =600 ml

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

sipermetrin =700 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

sipermetrin = Rp 112.000

61-70

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

sipermetrin =600 m

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

sipermetrin =700 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

sipermetrin = Rp 112.000

71-80

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

81-90

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=Rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

91-100

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

sipermetrin =600 ml

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

sipermetrin 700 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

sipermetrin = Rp 112.000

Total

Rp 2.804.000

 

Kesimpulan

Intensitas penyemprotan pada lahan percobaan sebanyak 7 kali tiap penyemprotan menghabiskan 4 tanki sprayer, total 28 tanki sprayer, 28 tablet jamur bauvaria bassiana atau kalau di konversi ke satu hektar menjadi 7 kali penyemprotan tiap penyemprotan 19 tanki, total 133 tanki sprayer, 133 tablet jamur bauvaria bassiana dan 7 HOK. Total biaya Rp 2.630.000,-

Intensitas penyemprotan pada lahan pembanding sebanyak 9 kali tiap penyemprotan menghabiskan 16 tanki sprayer, total 144 tanki sprayer, Herbisida 1200 ml, dimehipo 3600 ml, BPMC 3600 ml, Buprofezin 1800 ml, sipermetrin 1800 ml atau kalau di konversi ke satu hektar menjadi total 171 tanki sprayer, Herbisida 1400 ml, dimehipo 4200 ml, BPMC 4200 ml, Buprofezin 2100 ml, sipermetrin 2100 ml, dan 9 HOK. Total biaya Rp 2.804.000,-

Hasil perhitungan pada lahan percobaan menghabiskan biaya lebih sedikit dibandingakan dengan lahan pembanding, selisihnya sebesar Rp 174.000/ha atau lebih hemat 6,2 % dari biaya konvensional.

Daftar pustaka

  1. Baehaki, Prof. Dr. Ir. SE “Jurnal Perkembangan Wereng Coklat Biotipe 4”
  2. Siregar, Ameilia Zuliyanti, S.Si, M.Sc, “Hama-hama Tanaman Padi”. Staf pengajar Departemen HPT FP USU Repository, 2007
  3. Sianipar,  Martua Suhunan, “Potensi Formulasi Jamur Beauveria bassiana Balls. (Vuill.)  Terhadap Intensitas Serangan Conopomorpha cramerella Snell. (Lepidoptera; Gracillaridae) diperkebunan Kakao (Theobroma cacao Linn.)”  Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, 2008
  4. Supriadi, “Analisis Risiko Agen Hayati Untuk Pengendalian Patogen Pada Tanaman”, Jurnal Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Obat Dan Aromatik, 2006
  5. Perhitungan persentase biaya produksi menggunakan software Sipadi v3.0 produksi Puslitbang Tanaman Pangan

HAMA PADI: WERENG dan CARA PENANGGULANGANNYA

Jenis wereng

Hama wereng ada beberapa macam diantaranya yaitu wereng coklat, wereng hijau dan wereng loreng. Wereng coklat dalam bahasa latin disebut nilaparvata lugens. Sedangkan wereng hijau dalam bahasa latin di sebut Nephotettix virescens (Distant). wereng loreng dalam bahasa latin di sebut Recilia dorsalis.

Binatang ini sangat betah hidup di daerah yang lembab dan bersuhu sekitar 200c -300c, mempunyai siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari), Nimfa (8-17 hari) dan Imago (18-28 hari). Serangga wereng dewasa berukuran panjang 0,1-0,4 cm. wereng dewasa bersayap panjang dapat menyebar sampai beratus kilometer.

Hama wereng ini menyerang padi mulai dari persemaian sampai padi mau panen, dengan cara menghisap cairan padi pada bagian pelepah daun.

Berikut adalah foto dari wereng coklat:

Berikut adalah foto dari wereng hijau:

Akibat yang ditimbulkan

Wereng coklat apabila menyerang tanaman padi, maka tanaman tersebut akan mengering pada satu lokasi secara melingkar di sebut juga hopper burn. Sedangkan wereng hijau dan wereng loreng adalah sebagai vector virus tungro. Dimana virus tungro ini merupakan penyebab penyakit kerdil rumput dan penyebab kerdil hampa pada tanaman padi. Tergantung saat penyebaran virus oleh wereng hijau tersebut. Apabila wereng tersebut menyebarkan virus tungro pada saat padi dalam kondisi masa pertumbuhan maka padi akan terkena penyakit kerdil rumput. Sedangkan apabila menyebarkan virus tungro pada saat sedang bunting maka padi akan terkena penyakit kerdil hampa.

Akibat-akibat yang disebabkan oleh jenis wereng ini bisa menyebabkan gagal panen (puso).

Berikut adalah poto hopperburn:

Musuh alami wereng

Di dalam ilmu biologi, alam selalu menjaga keseimbangannya dengan cara apa yang disebut rantai makanan. Begitu juga dengan wereng. Hama ini mempunyai musuh alami yang selalu menjaga populasinya agar selalu seimbang. Berikut ini adalah musuh alami dari wereng:

  • Laba-laba serigala (Pardosa pseudoannulata)
  • Laba-laba bermata jalang (Oxyopes javanus)
  • Laba-laba berahang empat (Tetragnatha maxillosa).
  • Kepik permukaan air (Microvellia douglasi)
  • Kepik mirid (Cyrtorhinus lividipennis)
  • Kumbang stacfilinea (Paederus fuscipes)
  • Kumbang koksinelid (Synharmonia octomaculata)
  • Kumbang tanah atau kumbang karabid (Ophionea nigrofasciata)
  • Belalang bertanduk panjang (Conocephalous longipennis)
  • Capung kecil atau kinjeng dom (Agriocnemis spp.)

Langkah Pencegahan

Untuk mencegah serangan hama wereng perlu dilakukan beberapa tindakan. Diantaranya:

  • Bersihkan gulma,singgang dari sawah dan areal sekitarnya.
  • Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami.
  • Gunakan varietas tahan wereng seperti Ciherang, Mekongga, dan Cigeulis.
  • Gunakan varietas tahan tungro seperti IR-50, IR-64, Citanduy, Dodokan, IR –66, IR-70, Barumun, kelara, memberamo, IR-36, IR-42, Semeru, Ciliwung , Kr. Aceh, Sadang, Cisokan, Bengawan , Citarum dan terakhir adalah serayu.
  • Jumlah kritis: pada kepadatan 1 wereng coklat/batang atau kurang, masih ada peluang menekan populasi.
  • Amati wereng di persemaian setiap hari, atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air. Periksa kedua sisi persemaian. Pada tanaman yang lebih tua, pegang tanaman dan rebahkan sedikit dan tepuk dengan pelan dekat bagian basal untuk melihat kalau ada wereng yang jatuh ke permukaan air.
  • Gunakan perangkap cahaya waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng. Jangan tempatkan cahaya dekat persemaian atau sawah. Bila perangkap cahaya diserbu oleh berates wereng, berarti persemaian dan sawah perlu segera diperiksa; lalu amati setiap hari dalam beberapa minggu berikutnya.
  • Pupuk lengkap (NPK), dosis 250 kg urea, 100 kg
  • SP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upayaSP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upaya pencegahan

Langkah Pengendalian

Langkah pengendalian ini dilakukan setelah jumlah wereng per rumpun sudah melebihi ambang ekonomi. Untuk hama wereng ambang ekonominya yaitu 2-5 ekor per rumpun (tergantung masing-masing daerah, bila endemik bisa lebih rendah lagi). Apabila sudah melebihi ambang ekonomi tersebut, maka harus dilakukan penyemprotan yang bertujuan untuk menekan populasi hama wereng tersebut.

Jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan hama wereng ini adalah insektisida yang berbahan aktif:

  • amitraz,
  • buprofezin,
  • beauveria bassiana 6.20 x 1010 cfu/ml,
  • BPMC,
  • fipronil,
  • imidakloprid,
  • karbofuran,
  • karbosulfan,
  • metolkarb,
  • MIPC,
  • propoksur,
  • tiametoksam.

Ketika melakukan penyemprotan sebaiknya dimulai dengan membuka (“membiak”) antara barisan tanaman, kemudian menyemprot tanaman dengan mengarahkan semprotan ke bagian batang bawah.  Hal ini dilakukan karena biasanya wereng berada di bagian batang bawah.

Daftar Rujukan

  1.  Dr. Suyamto, November 2005, masalah lapang, hama, penyakit, hara pada padi
  1. Widiarta, I Nyoman dan Kusdiaman, Dede, 2007, Penggunaan Jamur Entomopatogen Metarizhium anisopliae dan Beauveria bassiana untuk Mengendalikan Populasi Wereng Hijau, PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 26 NO. 1.
  2. Marheni, 2004, Kemampuan Beberapa Predator pada Pengendalian Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Jurnal Natur Indonesia.
  3. Anonim, 2011, Pestisida Tingkatkan Populasi Hama Wereng, http://distan.pemda-diy.go.id
  4. Nazarreta, Rizky, 2010,  Cara Mengendalikan Wereng Coklat Dan Tungro, http://rizkynazar08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/bagaimana-cara-mengendalikan-wereng-coklat-dan-tungro/
  5. Anonim, di akses 2011, MENGENDALIKAN SI PENGHISAP CAIRAN BATANG PADI,  http://sinartani.com/index.php
  6. Endah, Alam, 2010,Wereng Batang Coklat Hama Padi Yang Sulit Dibasmi, http://alamendah.wordpress.com/2010/06/26/wereng-batang-coklat-hama-padi-yang-sulit-dibasmi/
  7. Untung Kasumbogo, Prof. Dr. Ir. M.Sc. dan Trisyono Y. Andi, Prof. Dr. Ir. M.Sc., diakses 2011, WERENG BATANG COKELAT MENGANCAM SWASEMBADA BERAS, http://www.faperta.ugm.ac.id/