Lamunan: “Masa Kecil Yang Manis” Part II

Seperti biasa, jempol tangan pagi2 udah mangkal di warungnya madlani, secangkir kopi pahit sudah menemaninya sedari tadi. Rupanya hari itu yang lain pada sibuk bekerja, sehingga warungnya madlani sepi sekali. Sambil menghisap rokok kretek nya, jempol tangan senyum2 sendiri. Rupanya dia sedang mengenang masa lalunya.

Pagi anak-anak….! Kata pak somad,

Pagi pak jawab anak-anak secara serempak!!!!

Hari ini pelajaran matematika, silahkan buka buku paketnya….!

Anak-anak pun mulai membuka buku paket yang di dapat dari perpustakaan.

Rupanya pelajaran tentang matematika ini sangat disukai oleh jempol tangan.

Ah……………., ini kesempatan saya untuk membuktikan kalau saya ini bisa……..!! begitu ucapan dalam hati jempol tangan.

Kerjakan soal-soal yang ada pada halaman 17, caranya seperti yang telah bapa terangkan kemarin.

Dengan serentak, anak anak mengerjakan soal-soal matematika.

Karena pelajaran tersebut sangat di kuasai oleh jempol tangan dia dapat menyelesaikan seluruh soal dalam waktu yang  sesingkat-singkatnya.

Kaya teks proklamasi aja yah…………!!!

Kelingking hanya melohok melihat teman sebelahnya udah beres mengerjakan soal matematika yang di tugaskan oleh gurunya tersebut.

Dengan sigapnya, jempol tangan memanfaatkan situasi ini untuk membantu kelingking mengerjakan tugas matematik tersebut.

Biasalah cari perhatian dari kelingking, cewek yang paling cakep di matanya……………….!!!!

Mungkin kalau istilah anak jaman sekarang PEDEKATE………!!!

Cieeeeee, anak sd kelas dua aja udah pedekate, apalagi nanti udah gedenya yahhhhhhhhhhhh!!!!

Dengan percaya dirinya, jempol tangan mengajarkan cara menyelesaikan soal-soal matematik tersebut kepada kelingking.

Kelingking tersenyum manis mendapat bantuan dari jempol tangan, dan senyuman manis ini membuat jempol tangan dug-dug ser, andai aja jempol tangan belum sarapan dia pasti akan klepek-klepek pingsan dech…………..!!!

Begini caranya, ujar jempol tangan, sambil tangannya menulis cara menyelesaikan soal-soal.

Saking semangatnya menerangkan, pensil buat menulisnya jatuh.

Dengan sigap jempol tangan berniat mau mengambilnya, rupanya secara bersamaan kelingking juga berniat mengambilnya.

Jduk…………, dahi mereka beradu.

Aduh…………, kata kelingking.

Kedua anak tersebut memerah mukanya karena malu satu dengan lainnya.

Untuk menghilangkan malu, jempol tangan mulai menerangkan lagi.

Dan akhirnya mereka berdua asyik menyelesaikan soal-soal sampai lupa kalau di kelas tersebut bukan hanya mereka berdua aja.

Sementara itu teman-teman di belakang ada juga yang memperhatikan mereka…!!!

Wooooooooooooooy………..!!!

Asyik banget ya……!!!

Mereka berdua kaget, tersadar bahwa mereka dikelas tidak berdua an saja.

Untungnya rasa malu mereka tertolong oleh bunyi bel istirahat.

Dengan segera anak-anak pada keluar.

Tidak ketinggalan jempol tangan dan kelingkingpun berlarian keluar kelas.

Mereka pada jajan panganan kampung, seperti kelengkam, batok tajong, gulalit, nasi uduk, goreng sampeu, goreng boled dan lainnya.

Seperti biasanya, jempol tangan dan kelingking di jodoh-jodohkan oleh temannya,

Asyiiiiiiiiiiik…..!!!, serasi dech…!! Kata teman-teman jempol tangan.

Jempol tangan diam aja no coment………..!!! padahal dalam hatinya mengatakan: emang iya, saya demen sama dia…….!!!!

Hihihihihihi………………, dasar anak kecil.

Jempol tangan gayanya niru kaya Deasy Ratnasari aja yah!!!  selalu bilang no comment pada wartawan gossip di televisi.

Sementara kelingking selalu merah mukanya apabila di olok-olok demikian.

Coba kalau kelingking di jodohin dengan si Li Un sang KM, dia suka ngambek dan ngejar-ngejar anak yang mengolok-oloknya………….!!!!

Mungkin dalam hatinya sama juga demen pada jempol tangan. Cuman namanya juga anak kecil, masih malu-malau…………..!!!

Hihihihihihi…….., dua-duanya malu-malu mau………..!!!!

Walaaaaaaahhhh…………….!!! Pagi-pagi udah melamun teriak warnijem, yang sudah terkenal dengan kecerewetannya.

Tersentak jempol tangan karena kaget oleh teriakan warnijem, buyar dech lamunannya…………………….

Udah ah ceritanya yah………………….!!!!

DEMI MASA

Wahai jelitaku

Tak kuasa ku tahan gelora  rindu

Ada malu dalam setiap senyuman

Ada enggan dalam tiap pertemuan

Andai bisa, kan ku cari masa yang tiada

Tuk temui sang jelita

Wahai pesonaku

Tak kuasa ku tahan cinta di dada

Terbelenggu dalam kalbu

Terpenjara dalam rasa

Andai ada penjual masa, kan ku beli dengan seluruh raga

Kan ku dobrak penjara rasa

Wahai manisku

Tak kuasa ku tahan hasratku

Sebatas bayangan

Sejengkal harapan

Andai ada pemilik masa, kan ku tukar dengan nyawa

Demi tutupi kehampaan jiwa

Wahai cahaya mataku

Tak kuasa ku tahan terpanaku

Sebatas pandangan

Sepanjang kenangan

Andai bisa, kumundurkan sedikit masa

Tuk benahi kesalahan diri hingga sesal dapat berhenti

Sedetik lirikan

Sebatas kecupan

Seusap sentuhan

Cukup memaknai …………………

(1 Juni 2010)