PERBANDINGAN BIAYA ANTARA PEMAKAIAN AGEN HAYATI JAMUR BAUVARIA BASSIANA DENGAN INSEKTISIDA KONVENSIONAL DALAM PERAWATAN PADI KETAN VARIETAS DERTI PADA MUSIM TANAM GADU BULAN APRIL 2013 SAMPAI SEPTEMBER 2013 DI LAHAN PERTANIAN IRIGASI TEKNIS

K a t a   p e n g a n t a r

Mengawali tulisan ini, saya akan mencoba untuk berbagi sedikit ide dan pengalaman dalam menghadapi hama, khususnya yang menyerang padi varietas ketan.

Sebelum itu saya ucapkan “salam sejahtera” semoga kesuksesan selalu mendampingi kita semua.

Perlu saya ingatkan kembali, seperti tutorial lainnya  di dunia internet, ada aturan yang berlaku yaitu: “Do It With Your Own Risk” karena saya hanya membagikan pengalaman saja sementara kondisi lapangan hanya para pembaca yang tahu dengan jelas.

Be a wise man brother…………!!

Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan.

Terima kasih

Penulis

R i n g k a s a n

Padi ketan varietas derti adalah padi lokal dengan umur 90 sampai 110 HST, produktivitas rata-ratanya 8-11 kg per 14 m2. Variats ketan derti ini sangat rawan terserang hama baik itu wereng ataupun hama lainnya.

Pengendalian hama dengan menggunakan insektida konvensional menghabiskan biaya tinggi, sehingga di perlukan alternatif lain yang efektif dan murah. Pemanfaatan agen hayati jamur bauvaria bassiana ternyata bisa menjawab tantangan tersebut.

Penelitian dilakukan pada lahan sawah irigasi teknis, varietas padi ketan derti, musim tanam gadu bulan april 2013 sampai september 2013. Pembandingnya adalah sawah yang terletak satu hamparan dengan lahan percobaan.

Hasil percobaan menunjukan jamur bauvaria bassiana bisa dipakai untuk perawatan padi varietas ketan derti dengan biaya lebih murah Rp 174.000,-/ha dibandingkan dengan pemakaian insektisida konvensional.

Kata kunci: agen hayati, insektisida konvensional, Jamur bauvaria bassiana, ketan derti.

P e n d a h u l u a n

Padi ketan varietas derti adalah padi lokal dengan umur 90 sampai 110 HST, produktivitas rata-ratanya 7-10 kg per 14 m2. Padi jenis ketan menghasilkan beras ketan. Dimana beras ketan merupakan beras yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berperan penting dalam aspek sosial ekonomi masyarakat sehingga bisa menambah penghasilan masyarakat dan menyerap banyak tenaga kerja. Produk yang di hasilkan dari beras ketan adalah tepung ketan, rangginang, opak, dodol dan kue lainnya.

Belakangan ini selisih harga padi ketan dengan padi makan relatif sama. Biasanya harga padi ketan sampai dua kali lipat harga padi makan. Sementara itu biaya produksi padi ketan lebih mahal dari biaya produksi padi makan, hal ini menyebabkan keuntungan yang diperoleh petani padi ketan sedikit.

Harga gabah ketan lebih dominan ditentukan oleh suply and demand. Sehingga salah satu cara untuk meningkatkan keuntungan petani ketan adalah diperlukannya effisiensi dan penghematan biaya produksi.

Dari hasil perhitungan total biaya produksi padi ketan, 9%-13% dihabiskan untuk pembelian insektisida, 49%-51% dihabiskan untuk tenaga kerja. Pengendalian hama menggunakan insektida konvensional menghabiskan biaya tinggi, sehingga di perlukan alternatif lain yang efektif dan murah. Pemanfaatan agen hayati jamur bauvaria bassiana diharapkan bisa mengendalikan hama dengan murah dan efektif.

Agen hayati jamur bauvaria bassiana yang di aplikasikan terhadap tanaman padi ketan varietas derti relatif baru. Informasi tentang effektifitas kerja jamur bauvaria bassiana terhadap hama yang menyerang padi sangat sedikit sehingga diperlukan konsistensi dan keberanian mengambil resiko untuk mengaplikasikannya.

Untuk menghindari kerugian usaha tani, penulis selalu melakukan penyemprotan baik pada lahan percobaan ataupun pada pembanding walaupun intensitas serangan dan quantitas hama masih di bawah ambang bahaya.

Tujuan akhir dari percobaan ini adalah pembuktian bahwa jamur bauvaria bassiana bisa dimanfaatkan untuk perawatan padi ketan varietas derti dengan murah dan effektif, sehingga jumlah atau quantitas hama per rumpun hasil pengamatan tidak di sertakan.

.

B a h a n   d a n   m e t o d e

Penelitian dilakukan pada lahan sawah irigasi teknis, varietas padi ketan derti, musim tanam gadu bulan april 2013 sampai september 2013. Pembandingnya adalah sawah yang terletak dalam satu hamparan dengan lahan percobaan dan diberi nama lahan pembanding.

Pada lahan percobaan dan pembanding dilakukan pengamatan tiap 10 hari sekali. Apabila ditemukan hama, segera diberi perlakuan yaitu: penyemprotan jamur bauvaria bassiana pada lahan percobaan dan penyemprotan insektisida konvensional pada lahan pembanding.

Persiapan lahan

Untuk lahan percobaan dan lahan pembanding dibajak dan di garu menggunakan traktor seperti biasa, kemudian tanahnya di ratakan agar keseluruhan tanaman mendapat pengairan yang merata.

Penanaman benih dilakukan dengan cara di cabut dan pindah (TAPIN), sitem kotak (digaris pakai caplak) ukuran 35 cm x 35 cm, tiap titik ditanami satu sampai dua rumpun. Penyulaman dilakukan 2 kali, yaitu pada umur 7 HST dan 14 HST. Pemupukan dilakukan 2 kali pada umur 16 HST dan pada umur 60 HST dengan dosis total 600 kg/Ha. Pupuk yang digunakan tipe pupuk majemuk, NPK Phonska dengan kadar N=15%, P=15%, K=15%.

Persiapan jamur bauvaria bassiana

Jamur bauvaria bassiana yang di gunakan berupa pil (tablet), jumlah tablet yang digunakan sesuai dengan yang di butuhkan, kemudian tablet ini di encerkan menggunakan air dengan rasio 250 ml air untuk satu tablet. Penyemprotan dilakukan setelah keseluruhan tablet larut, memerlukan waktu sekitar 4-6 jam.

 Persiapan alat dan aplikasi

Penyemprotan dilakukan dengan tanki sprayer manual kapasitas 14 liter. Sebelum melakukan penyemprotan tanki sprayer dicuci menggunakan sabun, agar tanki bersih dari pestisida.

Penyemprotan jamur bauvaria bassiana dilakukan setelah hasil pengamatan menunjukan ada hama yang menyerang tanaman padi.

Waktu dan metode pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap 10 hari, dengan cara melihat bagian-bagian tanaman yang di sukai oleh hama, yaitu bagian bawah (wereng dan lembing batu), di bawah pelepah (telur kupu-kupu), bagian atas (ulat, walang sangit).

Pada lahan percobaan ada 3 titik pengamatan ditandai dengan bambu diberi tali rapia warna merah, untuk lahan pembanding ada 12 titik pengamatan ditandai dengan bambu diberi rapia warna biru.

Pengamatan dilakukan pada sore hari sekitar jam 17.00 wib, dengan tujuan pada waktu tersebut kondisi sudah tidak panas dan hama berada pada tempat yang disukainya.

D a t a  

Data awal

Biaya tenaga kerja:  Rp 50.000 per hari

Kemampuan Rata-rata Tenaga kerja dalam penyemprotan: 22 tanki sprayer/hari

Kapasitas tanki sprayer: 14 liter

Harga BPMC Rp 30.000/500 ml

Harga Buprofezin 400 F, Rp 120.000/250 ml

Harga Dimehipo Rp 90.000/1000 ml

Sipermethrin Rp 80.000/500 ml

Harga Herbisida (setara dengan 2,4 D) Rp 30.000/500 ml

Harga Jamur Bauvaria Bassiana Rp 20.000/tablet

 

Lahan Percobaan

Lahan Pembanding

Luas Lahan

2100 m2

8400 m2

Varietas

Ketan Derti

Ketan Derti

Penentuan Waktu Penyemprotan

Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan

Penentuan Jenis Obat

Jamur Bauvaria Bassiana

Berdasarkan Jenis Hama

Data hasil pengamatan Pada Lahan Percobaan

UMUR

HST

HASIL PENGAMATAN

TINDAKAN/PERLAKUAN

KETERANGAN

0-10

Tidak ada hama dan penyakit

Penyemprotan  gulma saja

pencegahan

11-20

Tidak ada hama dan penyakit

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

21-40

Ada penyakit sundep, di bawah ambang bahaya.

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

41-55

Ada penyakit sundep, lembing batu, wereng.

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

56-70

Ada wereng coklat dan wereng hijau

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

71-80

Ada wereng coklat dan wereng hijau

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

81-100

Ada wereng coklat,  wereng hijau dan walang sangit

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

pencegahan

 

Data hasil pengamatan Pada Lahan Pembanding

UMUR

HST

HASIL PENGAMATAN

TINDAKAN/PERLAKUAN

KETERANGAN

0-10

Tidak ada hama

Penyemprotan  gulma saja

pencegahan

11-20

Tidak ada hama dan penyakit

21-30

Ada penyakit sundep, Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya.

Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo

pencegahan

31-40

Ada penyakit sundep.

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya.

Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo

pencegahan

41-50

Ada wereng coklat dan wereng hijau serta sundep

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta dimehipo

pencegahan

51-60

Ada wereng coklat dan wereng hijau, lembing batu

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

pencegahan

61-70

Ada wereng coklat dan wereng hijau, lembing batu

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

pencegahan

71-80

Ada wereng coklat dan wereng hijau

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin

pencegahan

81-90

Ada wereng coklat dan wereng hijau

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin

pencegahan

91-100

Ada wereng coklat,  wereng hijau dan walang sangit

Jumlah penyakit di bawah ambang bahaya

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

pencegahan

 P e r h i t u n g a n

Perhitungan biaya Pada Lahan percobaan

UMUR

HST

TINDAKAN/PERLAKUAN

Luas lahan 2100 m2

Hasil konversi ke luas 1 hektar

Biaya untuk 1 hektar

0-10

Penyemprotan  gulma saja

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 0 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=0 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= 0

11-20

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

21-40

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

41-55

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

56-70

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

71-80

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA = Rp 380.000

80-100

Dilakukan penyemprotan jamur bauvaria bassiana

Menghabiskan 4 tanki sprayer, 4 tablet jamur bauvaria bassiana

Tanki sprayer=19 tanki

Jamur bauvaria bassiana=19 buah

TK= Rp 50.000

JAMUR BAUVARIA BASSIANA= Rp 380.000

Total

Rp 2.630.000

Perhitungan biaya Pada Lahan Pembanding

UMUR

HST

TINDAKAN/PERLAKUAN

Luas lahan 8400 m2

Hasil konversi ke luas 1 hektar

Biaya untuk 1 hektar

0-10

Penyemprotan  gulma  menggunakan herbisida ber zat aktif setara dengan 2,4 D

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

Herbisida= 1200 ml

Tanki sprayer=19 tanki

Herbisida=1400 ml

TK= Rp 50.000

herbisida= Rp 380.000

11-20

21-30

Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

Dimehipo = 1200 ml

Tanki sprayer=19 tanki

Dimehipo=1400 ml

TK= Rp 50.000

Dimehipo= Rp 126.000

31-40

Penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif dimehipo

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

Dimehipo = 1200 ml

Tanki sprayer=19 tanki

Dimehipo=1400 ml

TK= Rp 50.000

Dimehipo= Rp 126.000

41-50

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta dimehipo

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

Dimehipo = 1200 ml

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

Tanki sprayer=19 tanki

Dimehipo=1400 ml

BPMC=700 ml

Buprofezin=350 ml

TK= Rp 50.000

Dimehipo= Rp 126.000

BPMC=Rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

51-60

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

sipermetrin =600 ml

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

sipermetrin =700 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

sipermetrin = Rp 112.000

61-70

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

sipermetrin =600 m

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

sipermetrin =700 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

sipermetrin = Rp 112.000

71-80

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

81-90

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=Rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

91-100

Dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida ber zat aktif BPMC dan Buprofezin serta sipermetrin

Menghabiskan 16 tanki sprayer,

BPMC=600 ml

Buprofezin = 300 ml

sipermetrin =600 ml

Tanki sprayer=19 tanki

BPMC=700 ml

Buprofezin = 350 ml

sipermetrin 700 ml

TK= Rp 50.000

BPMC=rp 42.000

Buprofezin=Rp 168.000

sipermetrin = Rp 112.000

Total

Rp 2.804.000

 

Kesimpulan

Intensitas penyemprotan pada lahan percobaan sebanyak 7 kali tiap penyemprotan menghabiskan 4 tanki sprayer, total 28 tanki sprayer, 28 tablet jamur bauvaria bassiana atau kalau di konversi ke satu hektar menjadi 7 kali penyemprotan tiap penyemprotan 19 tanki, total 133 tanki sprayer, 133 tablet jamur bauvaria bassiana dan 7 HOK. Total biaya Rp 2.630.000,-

Intensitas penyemprotan pada lahan pembanding sebanyak 9 kali tiap penyemprotan menghabiskan 16 tanki sprayer, total 144 tanki sprayer, Herbisida 1200 ml, dimehipo 3600 ml, BPMC 3600 ml, Buprofezin 1800 ml, sipermetrin 1800 ml atau kalau di konversi ke satu hektar menjadi total 171 tanki sprayer, Herbisida 1400 ml, dimehipo 4200 ml, BPMC 4200 ml, Buprofezin 2100 ml, sipermetrin 2100 ml, dan 9 HOK. Total biaya Rp 2.804.000,-

Hasil perhitungan pada lahan percobaan menghabiskan biaya lebih sedikit dibandingakan dengan lahan pembanding, selisihnya sebesar Rp 174.000/ha atau lebih hemat 6,2 % dari biaya konvensional.

Daftar pustaka

  1. Baehaki, Prof. Dr. Ir. SE “Jurnal Perkembangan Wereng Coklat Biotipe 4”
  2. Siregar, Ameilia Zuliyanti, S.Si, M.Sc, “Hama-hama Tanaman Padi”. Staf pengajar Departemen HPT FP USU Repository, 2007
  3. Sianipar,  Martua Suhunan, “Potensi Formulasi Jamur Beauveria bassiana Balls. (Vuill.)  Terhadap Intensitas Serangan Conopomorpha cramerella Snell. (Lepidoptera; Gracillaridae) diperkebunan Kakao (Theobroma cacao Linn.)”  Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, 2008
  4. Supriadi, “Analisis Risiko Agen Hayati Untuk Pengendalian Patogen Pada Tanaman”, Jurnal Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Obat Dan Aromatik, 2006
  5. Perhitungan persentase biaya produksi menggunakan software Sipadi v3.0 produksi Puslitbang Tanaman Pangan

OLI BEKAS BASMI HAMA WERENG

Setiap petani padi (oryza sativa) pasti mengetahui apa itu hama wereng. Hama wereng ini menyerang padi dari sejak pembenihan sampai padi mau panen. Akibatnya apabila terserang hama ini padi menjadi kerdil  atau kering terbakar (hoper burn) yang ujung-ujungnya gagal panen.

untuk mengatasi hama wereng ini ada cara yang sering di gunakan oleh petani diantaranya dengan di semprot pakai pestisida. Namun cara ini kurang efektif, karena wereng jaman sekarang sudah kebal dengan obat-obatan.

Sekarang bagaimana cara yang efektif dalam menghadapi wereng????

 

Berikut ini adalah alat dan bahannya:

  1. Siapkan alat untuk menyuai padi.
  2. Siapkan minimal 10-20 liter oli bekas.
  3. Siapkan teko tempat air.
  4. Siapkan piring yang terbuat dari seng.
  5. Siapkan tenaga kerja, minimal 10 orang per hektar.

 

Funsi dari alat dan bahan yang di sebutkan tadi adalah sebagai berikut:

  1. Alat menyuai padi fungsinya untuk membuat jalur-jalur agar tenaga kerja gampang berjalan ketika mengocorkan oli.
  2. Oli bekas fungsinya sebagai racun pembunuh wereng.
  3. Teko fungsinya sebagai alat untuk mengocorkan oli bekas pada jalur-jalur yang telah di buat.
  4. Piring fungsinya untuk mengaduk dan membajurkan/mencipratkan oli ke tangkai padi.
  5. Tenaga kerja untuk menyuai dan membanjurkan/mencipratkan oli.

 

Langkah Kerja:

Air pada lahan harus dalam keadan macak-macak.

Gunakan alat penyuai, dengan cara di dorong. Lakukan dengan hati-hati agar tangkai padi tidak patah. Usahakan juga jarak antar suaian tidak terlalu jauh, sehingga dapat terjangkau oleh cipratan campuran oli dan air.

Bersamaan dengan menyuai, di belakangnya diikuti oleh orang yang mengucurkan oli bekas, mengikuti jalur yang telah tersedia. Usahakan agar oli yang di kocorkan tidak lebih dari 20 liter per hektar.

Berikutnya adalah melakukan cipratan ke tangkai padi dengan menggunakan piring seng. Usahakan cipratan oli bekas merata mengenai tangkai padi, sehingga wereng yang terkena akan mati. Begitu juga dengan telornya agar terkena cipratan oli supaya tidak menetas.

Kecepatan pekerjaan ini  tergantung pada kondisi serangan wereng dan keadaan lapangan. Biasanya untuk luas sekitar satu hektar selesai dalam waktu sehari dengan jumlah tenaga kerja 10-15 orang.

 

Observasi:

Pantau hasil kerja selama 3 hari. Apabila dilakukan dengan baik dan tapis, tanaman padi akan bebas dari hama wereng kurang lebih selama 15 hari. Namun apabila tidak tapis biasanya hama wereng akan muncul lagi.

Hal ini di sebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

  1. Wereng dari lahan sebelah/lahan tetangga yang tidak mendapat perlakuan atau melakukan perlakuan tapi dengan selisih waktu yang berbeda jauh.
  2. Pada saat melakukan cipratan tidak mengenai seluruh tangkai padi. Sehingga masih ada telor dan bibit wereng yang tidak mati.

 

Catatan:

  1. Cara ini tidak direkomendasikan oleh PPL.
  2. Oli merupakan limbah B3, sangat berbahaya bagi struktur tanah dan keseimbangan ekosistem.
  3. Seperti tutorial lainnya yang ada di internet, penulis tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian atau kerusakan yang mungkin di timbulkan.

HAMA PADI: WERENG dan CARA PENANGGULANGANNYA

Jenis wereng

Hama wereng ada beberapa macam diantaranya yaitu wereng coklat, wereng hijau dan wereng loreng. Wereng coklat dalam bahasa latin disebut nilaparvata lugens. Sedangkan wereng hijau dalam bahasa latin di sebut Nephotettix virescens (Distant). wereng loreng dalam bahasa latin di sebut Recilia dorsalis.

Binatang ini sangat betah hidup di daerah yang lembab dan bersuhu sekitar 200c -300c, mempunyai siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari), Nimfa (8-17 hari) dan Imago (18-28 hari). Serangga wereng dewasa berukuran panjang 0,1-0,4 cm. wereng dewasa bersayap panjang dapat menyebar sampai beratus kilometer.

Hama wereng ini menyerang padi mulai dari persemaian sampai padi mau panen, dengan cara menghisap cairan padi pada bagian pelepah daun.

Berikut adalah foto dari wereng coklat:

Berikut adalah foto dari wereng hijau:

Akibat yang ditimbulkan

Wereng coklat apabila menyerang tanaman padi, maka tanaman tersebut akan mengering pada satu lokasi secara melingkar di sebut juga hopper burn. Sedangkan wereng hijau dan wereng loreng adalah sebagai vector virus tungro. Dimana virus tungro ini merupakan penyebab penyakit kerdil rumput dan penyebab kerdil hampa pada tanaman padi. Tergantung saat penyebaran virus oleh wereng hijau tersebut. Apabila wereng tersebut menyebarkan virus tungro pada saat padi dalam kondisi masa pertumbuhan maka padi akan terkena penyakit kerdil rumput. Sedangkan apabila menyebarkan virus tungro pada saat sedang bunting maka padi akan terkena penyakit kerdil hampa.

Akibat-akibat yang disebabkan oleh jenis wereng ini bisa menyebabkan gagal panen (puso).

Berikut adalah poto hopperburn:

Musuh alami wereng

Di dalam ilmu biologi, alam selalu menjaga keseimbangannya dengan cara apa yang disebut rantai makanan. Begitu juga dengan wereng. Hama ini mempunyai musuh alami yang selalu menjaga populasinya agar selalu seimbang. Berikut ini adalah musuh alami dari wereng:

  • Laba-laba serigala (Pardosa pseudoannulata)
  • Laba-laba bermata jalang (Oxyopes javanus)
  • Laba-laba berahang empat (Tetragnatha maxillosa).
  • Kepik permukaan air (Microvellia douglasi)
  • Kepik mirid (Cyrtorhinus lividipennis)
  • Kumbang stacfilinea (Paederus fuscipes)
  • Kumbang koksinelid (Synharmonia octomaculata)
  • Kumbang tanah atau kumbang karabid (Ophionea nigrofasciata)
  • Belalang bertanduk panjang (Conocephalous longipennis)
  • Capung kecil atau kinjeng dom (Agriocnemis spp.)

Langkah Pencegahan

Untuk mencegah serangan hama wereng perlu dilakukan beberapa tindakan. Diantaranya:

  • Bersihkan gulma,singgang dari sawah dan areal sekitarnya.
  • Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami.
  • Gunakan varietas tahan wereng seperti Ciherang, Mekongga, dan Cigeulis.
  • Gunakan varietas tahan tungro seperti IR-50, IR-64, Citanduy, Dodokan, IR –66, IR-70, Barumun, kelara, memberamo, IR-36, IR-42, Semeru, Ciliwung , Kr. Aceh, Sadang, Cisokan, Bengawan , Citarum dan terakhir adalah serayu.
  • Jumlah kritis: pada kepadatan 1 wereng coklat/batang atau kurang, masih ada peluang menekan populasi.
  • Amati wereng di persemaian setiap hari, atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air. Periksa kedua sisi persemaian. Pada tanaman yang lebih tua, pegang tanaman dan rebahkan sedikit dan tepuk dengan pelan dekat bagian basal untuk melihat kalau ada wereng yang jatuh ke permukaan air.
  • Gunakan perangkap cahaya waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng. Jangan tempatkan cahaya dekat persemaian atau sawah. Bila perangkap cahaya diserbu oleh berates wereng, berarti persemaian dan sawah perlu segera diperiksa; lalu amati setiap hari dalam beberapa minggu berikutnya.
  • Pupuk lengkap (NPK), dosis 250 kg urea, 100 kg
  • SP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upayaSP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upaya pencegahan

Langkah Pengendalian

Langkah pengendalian ini dilakukan setelah jumlah wereng per rumpun sudah melebihi ambang ekonomi. Untuk hama wereng ambang ekonominya yaitu 2-5 ekor per rumpun (tergantung masing-masing daerah, bila endemik bisa lebih rendah lagi). Apabila sudah melebihi ambang ekonomi tersebut, maka harus dilakukan penyemprotan yang bertujuan untuk menekan populasi hama wereng tersebut.

Jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan hama wereng ini adalah insektisida yang berbahan aktif:

  • amitraz,
  • buprofezin,
  • beauveria bassiana 6.20 x 1010 cfu/ml,
  • BPMC,
  • fipronil,
  • imidakloprid,
  • karbofuran,
  • karbosulfan,
  • metolkarb,
  • MIPC,
  • propoksur,
  • tiametoksam.

Ketika melakukan penyemprotan sebaiknya dimulai dengan membuka (“membiak”) antara barisan tanaman, kemudian menyemprot tanaman dengan mengarahkan semprotan ke bagian batang bawah.  Hal ini dilakukan karena biasanya wereng berada di bagian batang bawah.

Daftar Rujukan

  1.  Dr. Suyamto, November 2005, masalah lapang, hama, penyakit, hara pada padi
  1. Widiarta, I Nyoman dan Kusdiaman, Dede, 2007, Penggunaan Jamur Entomopatogen Metarizhium anisopliae dan Beauveria bassiana untuk Mengendalikan Populasi Wereng Hijau, PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 26 NO. 1.
  2. Marheni, 2004, Kemampuan Beberapa Predator pada Pengendalian Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Jurnal Natur Indonesia.
  3. Anonim, 2011, Pestisida Tingkatkan Populasi Hama Wereng, http://distan.pemda-diy.go.id
  4. Nazarreta, Rizky, 2010,  Cara Mengendalikan Wereng Coklat Dan Tungro, http://rizkynazar08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/bagaimana-cara-mengendalikan-wereng-coklat-dan-tungro/
  5. Anonim, di akses 2011, MENGENDALIKAN SI PENGHISAP CAIRAN BATANG PADI,  http://sinartani.com/index.php
  6. Endah, Alam, 2010,Wereng Batang Coklat Hama Padi Yang Sulit Dibasmi, http://alamendah.wordpress.com/2010/06/26/wereng-batang-coklat-hama-padi-yang-sulit-dibasmi/
  7. Untung Kasumbogo, Prof. Dr. Ir. M.Sc. dan Trisyono Y. Andi, Prof. Dr. Ir. M.Sc., diakses 2011, WERENG BATANG COKELAT MENGANCAM SWASEMBADA BERAS, http://www.faperta.ugm.ac.id/

Hama Padi: Keong Mas

Oke, kali ini saya akan coba untuk menulis mengenai salah satu hama padi yang sering di temui oleh petani, yaitu tentang keong mas. Sumber penulisan:

  1. www.nusaku.com
  2. www.scandinavianspice.com
  3. www.applesnail.net

Sejarah Dan Siklus Hidup Keong Mas

Keong mas disebut juga siput murbai atau bahasa latinnya  Pomacea canaliculata Lamarck, adalah salah satu keong yang cangkangnya berwarna kuning dengan perkembangan yang relatif cepat. Dulunya keong ini berasal dari  Amerika Selatan (Argentina, Suriname, Brasilia dan Guatemala) dan salah satu negara yang mengimpor keong ini adalah Filipina yaitu antara tahun 1982 sampai tahun 1984 melalui taiwan. Tujuan mendatangkan keong ini adalah untuk memanfaatkan nilai gizi yang tinggi sebagai bahan pangan dan pakan ternak. Sedangkan Indonesia mengintroduksi keong ini sekitar tahun 1981 sebagai hewan peliharaan akuarium di daerah Jogjakarta. Pada tahun 1985-1987, hewan ini berkembang dengan cepat dan populer sehingga menjadi hama yang merusak tanaman padi.

Binatang ini suka hidup di daerah yang berair dan berlumpur seperti di sawah, saluran irigasi, rawa-rawa, pematang. Pada musim kemarau mereka masuk ke dalam tanah dan bisa bertahan hidup sampai 6 bulan, dan kemudian mereka aktif kembali setelah tanah diairi lagi. Beberapa sumber mengatakan bahwa keong ini dapat bertahan hidup di air yang mengandung limbah dengan kadar oksigen yang sedikit

Berikut ini adalah photo-photonya:

Gambar Telur Keong Mas pada batas lahan

 

Gambar  Keong Mas pada lahan sawah

Menurut salah satu sumber mengatakan kalau keong mas ini berkelamin tunggal dan dapat melakukan perkawinan sepanjang musim, dengan produktifitas telurnya sebanyak 1000-1200 butir telur tiap bulan.

Gambar Keong Mas sedang bertelur

Gambar Siklus Hidup Keong Mas

Keong mas bertelur pada malam hari. Telurnya di letakan pada tanaman padi, pada galengan sawah, ranting atau lainnya. Kemudian setelah sekitar 7-14 hari telur tersebut menetas. Keong mas muda ini angsung turun ke air/sawah dan mulai mencari makan sendiri. Dari mulai menetas ini sampai berumur 59 hari, keong mas ini sangat rakus menyantap tanaman padi, rumput atau tumbuhan yang hidup di sekitarnya. Pada umur 60 hari, keong mas sudah siap untuk kawin lagi. Dan terus berlanjut sampai umur 3 tahun.

Gambar Keong Mas Betina Dan Jantan

Tutup rumah siput (operculum) siput murbai betina) (a1) berwarna putih cekung dan yang jantan cembung (a2).

Tepi mulut rumah siput betina dewasa melengkung kedalam (b1), sedangkan tepi rumah siput yang jantan melengkung keluar (b2).Berdasarkan penelitian yang dikerjakan oleh MS Dela Cruz, RC Joshi, dan AR Martin.

Setelah dewasa keong mas mempunyai cangkang sebesar 4 cm dan berat 10 gram sampai 20 gram. Pertumbuhannya dipengaruhi oleh jumlah makanan yang dikonsumsi nya. Apabila makanannya kaya akan kalsium, maka cangkangnya akan besar dan keras serta tebal.

Pengendalian Keong Mas

Karena keong mas dapat menyerang tanaman padi baik yang masih di persemaian ataupun yang baru dipindah langsung ke sawah, menurut Ismon (2006) dengan populasi 10-15 per m2 keong mas mampu menghabiskan padi muda selama 3 hari. Maka hama keong mas ini dapat mengurangi potensi hasil panen petani. Sehingga hama keong mas perlu di singkirkan.

Musuh alami dari keong ini adalah semut merah, tikus, bebek. Semut menyukai telor keong mas. Tikus sangat menyukai daging keong mas. Dan bebek sangat menyukai keong ini karena banyak mengandung protein.

Berikut adalah cara yang harus dilakukan agar tanaman kita terbebas dari serangan hama keong yaitu:

Menghancurkan telornya dengan memasang/menancapkan bambu di lahan persawahan sehingga keong bertelor di bambu tersebut, kemudian dihancurkan. Induknya diambil secara manual, yaitu dengan cara memasang perangkap dengan daun pepaya atau daun lain yang disukainya (misal: eceng gondok, ganggang, rumput bebek, daun pisang). Setelah Keong mas berkumpul pada sekitar daun pepaya baru di masukan ke dalam karung, dagingnya bisa dimanfaatkan sebagai makanan ternak atau sumber protein bagi manusia.

Dengan cara diambil secara langsung tanpa di beri umpan, menyisir lahan persawahan secara keseluruhan hingga keong mas terambil semua, cara ini relatif lebih lama karena keong mas menyebar pada lahan persawahan.

Membunuh keong mas dengan cara di racun. Caranya bisa dengan tanaman yang bersifat racun seperti: kulit batang gugo [Entada phaseikaudes K Meer], daun tubangkamisa, daun sembung [Blumea balsamifera], daun tuba, daun eceng [Monochoria vaginalis], daun tembakau [Nicotiana tabacum L], daun calamansi atau jeruk [Citrus microcarpa Bunge], akar tubli, daun (batrawali) makabuhay [Tinospora rumphii Boerl], daun starflower (Calotropis gigantis), daun nimba [Azadirachta indica], asyang [Mikania cordata] dan cabe merah.

Gambar tanaman yang beracun bagi keong mas

atau dengan cara di semprot pakai obat anti keong/moluskisida yang sudah banyak di jual di pasaran.

Pengendalian terpadu berdasarkan stadia tanaman padi

Sebelum pertanaman Masa pertanaman Setelah produksi
Pengolahan tanah Vegetatif Reproduktif Matang Setelah panen
A B dan C D E

 

A = Mengembalakan itik, siput diambil, membuat saluran kecil (caren), menggunakan 

tumbuhan sebagai atraktan dan menghancurkan kelompok telur.

B = Siput diambil, mengembalakan itik, memasang saringan, memasang ajir dan 

menghancurkan kelompok telur.

C = Pengaturan air, siput diambil, mengunakan tumbuhan sebagai atraktan dan 

menghancurkan kelompok telur.

D = Terus menerus siput diambil dan hancurkan siput dewasa dan kelompok telurnya.
E = Mengembalakan itik dan mengolah tanah kering.

.

Daftar Pupuk dan Moluskisida yang terdaftar pada Atoritas Pestisida sampai 31 Maret 2000

Formulation
type
Active
Ingredient
Product
Name
Concen-
tration
Label Recom-
bination
Toxicity
Category *
Company
P Metaldehida Metabait
6% Pellets
60 g/kg 2-4 kg/ha
4-8 kg/ha
4 Agchem Mftg.
Corp.
F Metaldehida Meta Flo 300 g/L 16-20 tbps
/16L water
2
WP Metaldehida Porsnail
74 WP
750 g/kg 10 sdm/16L
water
G Metaldehida Rescue
10 G
100 g/kg
P Metaldehida SnailKil
6% P
60 g/kg 2-4 kg/ha(T)
4-8 kg/ha(DS)
4
F Chlorothalonil Shield 500 g/L 4 Aldiz Inc.
EC Niklosamida Bayluscide
250 EC
250 g/L 7-14 sdm/16L
water
4 Bayer Phils., Inc.
WP Niklosamida Bayluscide
70 WP
700 g/kg 4
EC Niklosamida Hit 250 EC 250 g/L 7-14 sdm/16L
water
4 Cropking
Chem., Inc.
WP Niklosamida Trap 70 WP 700 g/kg 35 g/16L water 4 Dow Agro
Sciences B.V.,
Phils.
PEL Metaldehida Bayonet
6% Pellets
60g/kg 2-4 kg/ha(T)
4-8 kg/ha(DS)
4 Jardine Davies;
Inc.
PEL Metaldehida Stop 6%
Pellets
60 g/kg 2-4 kg/ha(T)
4-8 kg/ha(DS)
4 Leads Agri
Product Corp.
WP Niklosamida Archer
50WP
500 g/kg 4 Nichimen Corp.
PEL Metaldehida Ciba Meta
Bait
60 g/kg 2-4 kg/ha(T)
4-8 kg/ha(DS)
4 Novartis Agro
Phils., Inc.
F Metaldehida Meta Flo
600 FL
300 g/L 16-20 sdm/16L
water
2
P Tannins,
Glycosides,
Sterols, and
Flavanoids
Kuhol P 245 g/kg 20 kg/ha 4 Pro Green
Phils., Inc.
EC Niklosamida Moluxide
250 EC
250g/L 7-14 sdm/16L
water
4 Transworld
Trdg.

EC – Emulsiflable Concentrate-Emulsi yang dapat bercampur dengan air, F – Flowable- tepung basah yang mudah dicampur air, G – Granule-butiran, P – Powder- tepung, PEL – Pellet, WP – Wettable Powder- tepung yang mudah bercampur dengan air, T – Tanam pindah , DS – Tanam benih langsung, sdm – sendok makan
*Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahaya digolongkan : 2 – agak berbahaya: 4 – tidak menimbulkan bahaya akut dalam keadaan normal.