Cerita “perahu nelayan” dan “pasir pantai”

Malam itu cuaca sangant cerah, bulan dan bintang bersinar dengan indahnya. Sementara itu di bibir pantai sebuah pulau yang subur terlihat perahu nelayan dan pasir pantai sedang mengobrol dengan mesranya. Mereka saling menceritakan tentang pengalaman hidup, yang telah mereka jalani dan juga saling mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. Kadang-kadang disertai dengan pelukan mesra yang terdorong oleh ombak laut yang demikian mendukung.

Kemudian mereka saling berdiam diri…………..

Karena pertemuan mereka kali ini merupakan pertemuan yang beraroma manis namun terasa pahit bagi pasir pantai.

Sayangku, telah tiba waktuku untuk melaut. Kuharap kau mau mengerti keadaanku………. ucap perahu nelayan

Pasir pantai yang sedari tadi membisu, terhenyak oleh alunan suara manis perahu nelayan yang membuatnya berhenti berdiam diri.

Dia hanya bisa menganggukan kepalanya dengan lunglai………

Dan pasir pantai pun memeluk perahu nelayan dengan eratnya, kemudian dia berkata: manisku, sedari awal aku mengerti keadaanmu, kuharap kamu juga mengerti keadaanku.

Setetes air mata cinta mengalir di pelupuk mata pasir pantai…….

Sauh mulai di tarik, mesin dongfeng mulai dijalankan oleh sang nelayan. Perahu nelayan pun mulai bergerak meninggalkan pasir pantai dengan perlahan. Terlihat ketegaran keduanya dalam menghadapi perpisahan…………..

Sementara itu, sang bulan yang baru menyaksikan pertemuan mereka berkata:

kasihan kamu pasir pantai…………….., ternyata kamu berkorban untuk orang yang akan meninggalkanmu……!!!!

Omongan tersebut terdengar oleh bintang yang selalu menemani pertemuan pasir pantai dengan perahu nelayan.

Hey kamu bulan……………., bicaramu seolah-olah kamu tahu keseluruhan cerita mereka, padahal baru kali ini kamu melihatnya.

Kamu keluar dari peraduan mu sebulan sekali…………, jadi gak mungkin kamu mengerti pemikiran teman kita si pasir pantai………….

Maksudmu……….? Tanya sang bulan

Sudahlah, biarkan pasir pantai dan perahu nelayan melakukannya dengan semua ke ikhlasan yang mereka mampu……………., seperti keikhlasanmu dalam menyinari sang bumi.

Dan kehidupan berjalan seperti biasanya………..