Kontempelasi: “Ternyata Batas Gila Dan Waras Setipis Kulit Ari”

Siang ini jempol tangan senyum-senyum sendiri, memikirkan kelakuannya semalam yang seperti orang gila.

Kok bisa ya……………???

Saya jelas-jelas lelaki normal yang tidak gila, kok bisa gila!! Senyum manis tersungging di mulutnya. (padahal orang gila yang di RSJ Cisarua juga ngakunya normal)

Teringat kejadian semalam ketika dia mengalami sebuah perasaan yang disebut dengan extase cinta. Pada saat kejadian tersebut sudah tidak ada batas antara sadar dan tidak, tidak ada batas antara dia dan aku. Walaupun secara fisik terpisah dalam ruang dan waktu.

Ucapannya adalah ucapanku, pelukannya adalah pelukannku

Tiada jarak barang sejengkalpun.

Tidak ada dia yang ada hanya aku, seluruhnya menggambarkan aku………

Puncak extase cintanya di akhiri dengan kecupan di kening dan bibirnya.

Kini rasa puas, rasa nyaman dan segala rasa keindahan serta kenikmatan menghampirinya.

Cooling down…………………..

Secaraa perlahan kesadaran jempol tangan mulai normal, terlihat hp nokia dan bantal guling yang tadi di cium dan di peluknya telah terjatuh………..!!

Ahhhhhh………., ternyata aku telah gila….. ucapnya dalam hati.

Sekarang dia menyadari, “Ternyata batas gila dan waras hanya sekulit ari, karena dalam sekejap bisa berubah…..…….”

 

21 Agustus 2011

KONTEMPELASI: Belajar mema’afkan kesalahan diri sendiri……..

Jam 18.30, Sabtu, 13 Agustus 2011.

Malam ini jempol tangan merasa malas untuk melakukan kegiatan, maklum tadi buka puasanya kebanyakan.  Jadi bawaannya ngantuk melulu. Ajakan Madlani untuk melakukan sholat taraweh pun dia acuhkan. Nanti aja ah…………….. ucapnya pada Madlani. (emang biasanya juga dia gak pernah sholat taraweh hihihihihihihihihihi…………………)

Masih untung sekarang dia mau melaksanakan puasa. Biasanya sih sebulan penuh lewaaaaaaaaaaat, gak pernah puasa.

Sambil menghisap rokok kereteknya dia duduk di teras rumah, menenangkan diri……………….. (emang lagi tidak tenang ya………?????? Kasimaaaaaaaaaan decccccccch!!!!!!)

Tidak berselang lama, datang tamu. Mereka pun ngobrol ngalor ngidul………… (untung gak ke atas-bawah hihihihihihi……………………., bisa-bisa mabok)

Jempol tangan pun perhatiannya tercurahkan pada obrolan tamunya.

Maklum tamunya mengatakan bahwa anak buahnya si Cartam mau melamar…………………… (waduh, kok bosnya diberitahu belakangan yah???? Lewat orang lain lagiiiiiiiiiiiiiiiiiii……………… )

Jam 20.30, Sabtu, 13 Agustus 2011.

Tamu udah pulang, kembali dech Jempol tangan sendirian.

Otaknya yang tadi sudah mikir yang ringan-ringan (emang minuman hahahahahaha…………) sekarang mikir yang berat-berat lagi (berat versi Jempol tangan maksudnya).

Kok aneh ya……………, biasanya dering hp ku selalu berbunyi sekarang kok enggak sichhhhhh…..?! ucap Jempol tangan dalam hati. (ya iyalah orang nada deringnya diganti pake nada getar, mana mungkin berbunyiiiiiiii……..!!!!!!!!!!!)

Jangan-jangan gara-gara kemarin saya gak balas sms nya, jadi si dia yang jauh di mata ngambekkkkkkk………! Tebak Jempol tangan dalam hati.

Rupanya malam ini Jempol tangan sedang sibuk ngobrol dengan diri sendiri.

Jam 22.30, Sabtu, 13 Agustus 2011

Bosan duduk sendirian di teras rumah, Jempol tangan pergi ke tengah pelataran. Gak ketinggalan kursi plastik yang sudah reot dibawanya. Sebungkus rokok keretek ikut menemani, menikmati indahnya malam di bawah sinar rembulan tanggal 13 bulan Rhamadhan 1432 H.

Menerawang ingatannya kembali ke masa lalu ketika dia masih anak-anak. Main galahan bersama teman-teman di bawah cahaya temaram bulan purnama, sampai keluar keringat “jes-jesan”.

Tertawa cekikikan ketika menakut-nakuti anak cewek yang pulang mengaji. (Dasar jempol tangan bandel, orang lain ngaji dia main galahan,  petak umpet dan bentengan)

Padahal guru ngaji Jempol tangan tuh banyak “LHO”. Tetep aja dia gak bisa lancar baca Al Qur’an. Maklum jempol tangan orangnya bosenan, sewaktu mengaji di suruh ngapalin huruf hijaiyah dia gak mau, pindah lagi gurunya, rupanya begitu terus tiap ganti guru ngaji. Jempol tangan gak mengerti kalo huruf hijaiyah itu adalah ilmu dasar untuk membaca Al Qur’an.

ya ujung-ujungnya gak bisa baca Al Qur’an dweeeeeeeech……!!!!

Untung jaman sekarang ada panduan doa-doa yang pake tulisan latin, kalau nggak ada pasti Jempol tangan malu bangetttttttttttzdddddddd………….. 🙂

Hihihihihihi……………………………………..

Jam 00.00, Minggu, 14 Agustus 2011

Bulan purnama semakin bercahaya. Kilauannya dominan di  gelapnya  malam rhamadhan ini. Teringat “jangjawokan” yang pernah ia dengar :

“Kincring-kincring penciring”

“Koncrong-koncrong pencorong”

“Bronyoy-bronyoy”

“Kaya wulan tanggal padwelase…………”

Jangjawokan diatas sering dia dengar ketika dia sedang dimandikan oleh neneknya. Maklum sewaktu kecil Jempol tangan anak yang manja, mandi aja selalu pengen di mandi’in.

Sampai sekarang sifat manjanya masih nempel, pengennya sich di mandi’in oleh seseorang yang jauh di mata namun dekat di hati…………(preeeeeeeeeeet…………………..)

Padahal umurnya sudah kedaluwarsa, kaya parcel lebaran aja yah hihihihihihhi………………. (ini pasti ulah oknum pedagang yang hobi mengeruk keuntungan di saat lebaran tiba)

Nah ini foto bulan purnama:

Jam 00.30, Minggu, 14 Agustus 2011

Nyamuk-nyamuk mulai menciumi wajah jempol tangan, maklum jempol tangan orangnya ganteng bangetzzzzzzzzz……….. ya jadinya begitu lah banyak fansnya……………..!!!!

Dua buah hp nya gak ada yang berbunyi, padahal dia sudah kesel nunggu nya………….(salah siapa coba?? Orang hp di dalam saku kok di tungguin!!!! Dasar Jempol tangan gak ada kerjaan…!!!!)

Emosi mulai menyalahkan dirinya……………

Hey Jempol tangan, kamu sich kemarin gak nulis sms………………. Ujar si emosi

Kamu sich kemarin gak jawab sms…………………

Kamu sich kemarin gak nelpon…………..

Kamu sich…………………………

Kamu sich…………………………

Kamu sich…………………………

Kamu sich…………………………

Kamu sich…………………………

Kamu sich…………………………

Kamu sich…………………………

Kamu sich…………………………

Ribuan bahkan mungkin jutaan kalimat yang bernada menyalahkan dan memojokan dari si emosi mengelilingi dirinya, yang pada akhirnya jempol tangan mulai menyalahkan diri sendiri…………….. (wedew………. Bahaya ini broooooooooowwwww…………….)

Jam 01.00, Minggu, 14 Agustus 2011

Jempol tangan mulai menyadari kekeliruan yang telah dia perbuat, tidak baik menyalahkan diri sendiri apalagi menyalahkan orang lain.

“who are you ……..”

“emang kamu siapa? Berani-beraninya menyalahkan diri sendiri dan orang lain……!!” ujar Jempol tangan pada si emosi.

Secara perlahan si emosi yang tadinya segede gunung bahkan lebih, mulai menyusut, mengecil dan perlahan hilang.

Seperti hilangnya awan yang menutupi terangnya cahaya bulan purnama……

Jempol tangan belajar memaafkan diri sendiri……………..

Jempol tangan belajar menghargai diri sendiri………………

“Bagaimana mau memaafkan kesalahan orang lain, kalau kita tidak bisa memaafkan kesalahan diri sendiri……..”  begitu ujarnya dalam hati

Dan ketenanganpun mulai menjalari seluruh tubuh Jempol tangan.

Kepalanya mulai dingin sedingin embun pagi yang mulai berjatuhan……………………………………………….

Rindu pelukan

Satu satu langkahmu mendekat

Semakin kencang aku memanggil

Perlahan kau menghampiri

Dewi sri ku harap peluk dan cintamu

Satu musim aku menunggu

Tiada lelah ku rayu dirimu

Kini kamu baru mengitari diriku

Dewi sri

Cepatlah dekap diriku

Agar kehangatanmu menjalar pada seluruh tubuh

Hingga semangat kembali menjalar

(12 Maret 2011)

HAMA PADI: WERENG dan CARA PENANGGULANGANNYA

Jenis wereng

Hama wereng ada beberapa macam diantaranya yaitu wereng coklat, wereng hijau dan wereng loreng. Wereng coklat dalam bahasa latin disebut nilaparvata lugens. Sedangkan wereng hijau dalam bahasa latin di sebut Nephotettix virescens (Distant). wereng loreng dalam bahasa latin di sebut Recilia dorsalis.

Binatang ini sangat betah hidup di daerah yang lembab dan bersuhu sekitar 200c -300c, mempunyai siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari), Nimfa (8-17 hari) dan Imago (18-28 hari). Serangga wereng dewasa berukuran panjang 0,1-0,4 cm. wereng dewasa bersayap panjang dapat menyebar sampai beratus kilometer.

Hama wereng ini menyerang padi mulai dari persemaian sampai padi mau panen, dengan cara menghisap cairan padi pada bagian pelepah daun.

Berikut adalah foto dari wereng coklat:

Berikut adalah foto dari wereng hijau:

Akibat yang ditimbulkan

Wereng coklat apabila menyerang tanaman padi, maka tanaman tersebut akan mengering pada satu lokasi secara melingkar di sebut juga hopper burn. Sedangkan wereng hijau dan wereng loreng adalah sebagai vector virus tungro. Dimana virus tungro ini merupakan penyebab penyakit kerdil rumput dan penyebab kerdil hampa pada tanaman padi. Tergantung saat penyebaran virus oleh wereng hijau tersebut. Apabila wereng tersebut menyebarkan virus tungro pada saat padi dalam kondisi masa pertumbuhan maka padi akan terkena penyakit kerdil rumput. Sedangkan apabila menyebarkan virus tungro pada saat sedang bunting maka padi akan terkena penyakit kerdil hampa.

Akibat-akibat yang disebabkan oleh jenis wereng ini bisa menyebabkan gagal panen (puso).

Berikut adalah poto hopperburn:

Musuh alami wereng

Di dalam ilmu biologi, alam selalu menjaga keseimbangannya dengan cara apa yang disebut rantai makanan. Begitu juga dengan wereng. Hama ini mempunyai musuh alami yang selalu menjaga populasinya agar selalu seimbang. Berikut ini adalah musuh alami dari wereng:

  • Laba-laba serigala (Pardosa pseudoannulata)
  • Laba-laba bermata jalang (Oxyopes javanus)
  • Laba-laba berahang empat (Tetragnatha maxillosa).
  • Kepik permukaan air (Microvellia douglasi)
  • Kepik mirid (Cyrtorhinus lividipennis)
  • Kumbang stacfilinea (Paederus fuscipes)
  • Kumbang koksinelid (Synharmonia octomaculata)
  • Kumbang tanah atau kumbang karabid (Ophionea nigrofasciata)
  • Belalang bertanduk panjang (Conocephalous longipennis)
  • Capung kecil atau kinjeng dom (Agriocnemis spp.)

Langkah Pencegahan

Untuk mencegah serangan hama wereng perlu dilakukan beberapa tindakan. Diantaranya:

  • Bersihkan gulma,singgang dari sawah dan areal sekitarnya.
  • Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami.
  • Gunakan varietas tahan wereng seperti Ciherang, Mekongga, dan Cigeulis.
  • Gunakan varietas tahan tungro seperti IR-50, IR-64, Citanduy, Dodokan, IR –66, IR-70, Barumun, kelara, memberamo, IR-36, IR-42, Semeru, Ciliwung , Kr. Aceh, Sadang, Cisokan, Bengawan , Citarum dan terakhir adalah serayu.
  • Jumlah kritis: pada kepadatan 1 wereng coklat/batang atau kurang, masih ada peluang menekan populasi.
  • Amati wereng di persemaian setiap hari, atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air. Periksa kedua sisi persemaian. Pada tanaman yang lebih tua, pegang tanaman dan rebahkan sedikit dan tepuk dengan pelan dekat bagian basal untuk melihat kalau ada wereng yang jatuh ke permukaan air.
  • Gunakan perangkap cahaya waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng. Jangan tempatkan cahaya dekat persemaian atau sawah. Bila perangkap cahaya diserbu oleh berates wereng, berarti persemaian dan sawah perlu segera diperiksa; lalu amati setiap hari dalam beberapa minggu berikutnya.
  • Pupuk lengkap (NPK), dosis 250 kg urea, 100 kg
  • SP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upayaSP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upaya pencegahan

Langkah Pengendalian

Langkah pengendalian ini dilakukan setelah jumlah wereng per rumpun sudah melebihi ambang ekonomi. Untuk hama wereng ambang ekonominya yaitu 2-5 ekor per rumpun (tergantung masing-masing daerah, bila endemik bisa lebih rendah lagi). Apabila sudah melebihi ambang ekonomi tersebut, maka harus dilakukan penyemprotan yang bertujuan untuk menekan populasi hama wereng tersebut.

Jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan hama wereng ini adalah insektisida yang berbahan aktif:

  • amitraz,
  • buprofezin,
  • beauveria bassiana 6.20 x 1010 cfu/ml,
  • BPMC,
  • fipronil,
  • imidakloprid,
  • karbofuran,
  • karbosulfan,
  • metolkarb,
  • MIPC,
  • propoksur,
  • tiametoksam.

Ketika melakukan penyemprotan sebaiknya dimulai dengan membuka (“membiak”) antara barisan tanaman, kemudian menyemprot tanaman dengan mengarahkan semprotan ke bagian batang bawah.  Hal ini dilakukan karena biasanya wereng berada di bagian batang bawah.

Daftar Rujukan

  1.  Dr. Suyamto, November 2005, masalah lapang, hama, penyakit, hara pada padi
  1. Widiarta, I Nyoman dan Kusdiaman, Dede, 2007, Penggunaan Jamur Entomopatogen Metarizhium anisopliae dan Beauveria bassiana untuk Mengendalikan Populasi Wereng Hijau, PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 26 NO. 1.
  2. Marheni, 2004, Kemampuan Beberapa Predator pada Pengendalian Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Jurnal Natur Indonesia.
  3. Anonim, 2011, Pestisida Tingkatkan Populasi Hama Wereng, http://distan.pemda-diy.go.id
  4. Nazarreta, Rizky, 2010,  Cara Mengendalikan Wereng Coklat Dan Tungro, http://rizkynazar08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/bagaimana-cara-mengendalikan-wereng-coklat-dan-tungro/
  5. Anonim, di akses 2011, MENGENDALIKAN SI PENGHISAP CAIRAN BATANG PADI,  http://sinartani.com/index.php
  6. Endah, Alam, 2010,Wereng Batang Coklat Hama Padi Yang Sulit Dibasmi, http://alamendah.wordpress.com/2010/06/26/wereng-batang-coklat-hama-padi-yang-sulit-dibasmi/
  7. Untung Kasumbogo, Prof. Dr. Ir. M.Sc. dan Trisyono Y. Andi, Prof. Dr. Ir. M.Sc., diakses 2011, WERENG BATANG COKELAT MENGANCAM SWASEMBADA BERAS, http://www.faperta.ugm.ac.id/