FEROMON, aroma yang menarik bagi pejantan ……………………………..

Di ceritakan pada sebuah hutan yang sangat lebat hiduplah se ekor lebah jantan yang sudah dewasa, sebut saja namanya PIKTOR.

Sehari-harinya si PIKTOR ini kerjanya hanya jalan-jalan saja. Maklum suasana hutan tempat dia tinggal sangat subur, sehingga banyak makanan yang dapat dia peroleh tanpa usaha yang berlebihan.

Pengen makan tinggal ………..am!!!!

Pengen rokok tinggal………..cus!!!

Pengen ee tinggal ………… crot!! ( hahahahahahaha…………………….., kalau ee sih semuanya juga gitu!!!!!)

Selain jalan-jalan, si PIKTOR ini hobinya adalah membaca, dari membaca buku filsafat sampai membaca buku stensilan “any arrow” dia lahap gak pake pilih-pilih. (hihihihihihihihihi…………………….. emang di hutan ada stensilan any arrow?????…………preeeeeeet………)

Hari itu PIKTOR memikirkan ucapan seekor lebah betina yang bernama NGERESWATI.

NGERESWATI mengatakan:

“kalau badanku bau mengapa kamu masih suka mendekati ku????”

Sebenarnya badan NGERESWATI tidak bau, karena dia selalu bersih, wangi dan juga cantik. Apalagi kalau lagi senyum, si PIKTOR tambah greget aja pengen “meng gigit”

Ada aroma khusus yang tercium di hidung PIKTOR yang gak bisa di jelaskan, aroma ini di golongkan bau atau wangi, yang jelas bau ini membuat si PIKTOR klepek2…………………..

Dan hampir semua pacar PIKTOR mempunyai aroma yang sama.

Tidak tahu, mana dulu yang timbul,

ada aroma terus menjadi pacar………………….

Atau……………..

Menjadi pacar kemudian timbul aroma yang di maksud……………………………

Saking penasarannya, si PIKTOR ini pergi ke warnet di hutan tetangga yang sudah maju. Di sana dia menemui mbah google. Sambil menyerahkan tiga lembar uang ribuan, sebatang rokok kretek dan sebotol air putih yang kesemuannya itu merupakan syarat2 yang di minta mbah google. Syarat tersebut untuk biaya diskusi/nanya selama satu jam.

Setelah dia mengutarakan rasa penasarannya tentang aroma tersebut, mbah google memberitahukan bahwa aroma tersebut Kemungkinan bernama feromon. Berikut ini jawaban dari mbah google yang di sitir dari primbon http://id.wikipedia.org/wiki/Feromon#Feromon_Pada_Manusia

Jatuh Cinta: Dari Hidung turun ke hati

Fenomena feromon sebagai bentuk komunikasi ini lama-lama mulai dicoba diterapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terutama sejak ditemukan bahwa feromon juga dihasilkan kelenjar dalam tubuh manusia. Dan yang penting, bisa memengaruhi hormon-hormon dalam tubuh (terutama otak) manusia lainnya. Contoh paling mudah adalah “bau badan”.

Lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti sidik jari. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.

Feromon pada manusia ternyata juga berfungsi sebagai daya tarik seksual. Para ahli kimia dari Huddinge University Hospital di Swedia malah mengklaim bahwa feromon juga punya andil dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, cinta, bahkan gairah seksual seorang manusia pada manusia lainnya.

Ini mereka buktikan saat melakukan penelitian terhadap reaksi otak 12 pasang pria-wanita sehabis mencium bau senyawa sintetik mirip feromon. Bebauan tersebut langsung bereaksi terhadap hormon estrogen (pada wanita) dan hormon testoteron (pria).

Jadi, ketertarikan manusia pada manusia lain, baik itu berupa hubungan cinta, gairah seksual, maupun dalam memilih teman, juga didasari pada bau feromon yang dihasilkan manusia.

Setelah membaca penjelasan dari mbah google, si PIKTOR sekarang sudah tidak penasaran lagi. Dan dia juga tidak peduli lagi mengenai dari mana datangnya cinta.

Mau dari mata turun ke hati…………….. (lagu jaman dulu)

atau

dari hidung turun ke hati……………………….. (mbah google)

atau

dari “geteeeeeeek” turun ke hati……………………… (pengalaman pribadi)

yang jelas :

“B A N Y A K   J A L A N   M E N U J U   R O M A … … … … … … . . ”